Jihad
bersama Mawar
Judul buku: Serambi
Mujahid Mesopotamia (pergulatan jiwa dan cinta seorang pejuang)
Pengarang: Yoki R. Sukarjaputra
Penerbit: Mizania
Jumlah hal: 248
Perang adalah hal yang tidak diinginkan setiap orang. Akan
tetapi, terkadang kita juga harus mempertahankan hak kita terutama agama,
karena sesungguhnya semua akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah nanti.
Seperti yang banyak kita ketahui negara di Timur Tengah tengah gencar-gencarnya
gencatan senjata dengan tentara asing khusunya Amerika Serikat yang telah lama
memusuhi Islam.
Hal itu dapat dengan mudah kita lihat gambarannya pada novel
karya Yoki R. Sukarjaputra yang berjudul Serambi Mujahid Mesopotamia. Yoki
Rakaryan Sukarjaputra, lahir di Bandung Februari 1967 ini sudah gemar menulis
sejak duduk dibangku menengah pertama, yang kemudian mengarahkannya untuk
menekuni ilmu jurnalisme di Universitas Padjajaran Bandung dan tercapai pada
tahun 1989. Sampai saat ini, penulis masih setia sebagai jurnalis dalam surat
kabar terkemuka dan karya-karya tulisnnya banyak dimuat dibeberapa buku.
Profesi sebagai jurnalis membawa penulis mendapat kesempatan mengunjungi 20
negara di lima benua.
Seorang mujahid bernama Reihan menaruhkan hidup dan matinya
sebagai pejuang di tanah Irak demi melupakan masa lalunya yang suram akibat
kehilangan seluruh anggota keluarganya karena tsunami Aceh 2004. Saat itu
Reihan sedang berkuliah di Yaman dan disitu pula Reihan bertemu dengan Yusuf.
Yusuf sekarang terlihat kaya raya karena hasil jerih payah berjihad di Irak dan
Yusuf pula yang telah memperkenalkan Reihan dengan Zaiman ketua kelompok
pejuang. Reihan pun tertari dengan tawaran Yusuf dengan alasan jika dia ingin
melupakan masa lalunya. Saat berjihad pun Reihan dan Zaiman berpindah dari satu
tempat ke tempat lain untu bersembunyi dari tentara AS atau biasa dipanggil
oleh para pejuang yaitu Belang. Suatu ketika disaat Reihan, Ilham, Mehzan,
Mahmud, dan Tozadeq sedang bersembunyi di bawah tanah tiba-tiba tank si belang
melewati atas dan mereka tertimpa malang nasib Mahmud yang tewas seketika,
Reihan bqru sadar betapa mudah tewas ditempat seperti ini. Suatu hari ketika
Reihan dan kawan-kawan sedang di Aqabah mereka bertemu wanita cantik bernama
Salwa dengan perwakan yang tidak begitu tinggi dan lincah. Reihan menaruh hati
pada gadis itu, malang Reihan bertemu gadis itu di medan perang hanya 3 hari
sampai masa kontrak Reihan habis pun ia belum ketemu Salwa. Setelah 3 tahun
akhirnya Reihan dipertemukan kembali oleh Salwa di Mekkah.
Dalam novel tersebut memuat tema yang menarik yaitu
perjuangan. Seorang pria yang memperjuangkan sebuah negara dan seorang wanita.
Terbukti pada contoh halaman 183 dan 184. Alurnya pun maju mundur tapi tidak
menyulitkan kita dalam berpikir. Terbukti pada contoh halaman 13,19,20.
Penempatan latar juga dibuat menarik dan tidak menyulitkan seperti beberapa
tempat yang berada Padang Pasir Irak
contoh halaman 13,14, kemudian Tanah Suci Mekkah "kupustuskan saja untuk
mendoakan mereka contoh halaman 36. Kecamatan Al Rutbah.
Sementara itu waktunya juga berbeda-beda contoh pada pukul
04.10. Suasana dalam novel pun berbeda beda ada yang menegangkan contoh pada
halaman 147, menyenangkan contoh pada halaman 100, 102, menyedihkan 244, 181,
mengharukan 242. Semua diuraikan dengan jelas tanpa harus pembaca banyak
berpikir.
Pada novel ini juga sangat jelas menggunakan sudut pandang
orang pertama pelaku utama terbukti pada halaman 13 dan masih banyak lainnya.
Gaya bahasa pun sangat mudah dimengerti dan dipahami. Pesan dan amanat sangat
banyak tersirat pada novel ini seperti pada contoh halaman 126, 127 yang
mengajarkan bahwa kita harus mensyukuri hidup kita didunia dan jangan disia
siakan karena sesungguhnya masih banyak yamg lebih kesusahan daripada kita.
Nilai agama sangat kental dalam novel ini dan sangat cocok
dibaca oleh kita yang religius. Terbukti pada contoh halaman 137, 138, 139.
Yang menggambarkan bahwa si tokoh utama menyuruh wartawan membaca al-Qur'an. Selain itu juga
ada nilai moral yang terkandung 185 yang menjelaskan tentang orang-orang AS
membantu para korban tsunami Aceh. Nilai sosial pun juga ada dalam novel ini
pada contoh halaman 224-229 yang menjelaskan tentara AS membuat rumah bagi
pengungsi korban tsunami Aceh.
Namun dibalik banyaknya keunggulan yang tersedia sangat
disayangkan tidak didukung oleh cover buku yang menarik atau dibilang cover
buku tidak menarik dan kertasnya pun kurang menarik karena memakai kertas
buram.
Begitulah pesan dari novel Serambi Mujahid Mesopotamia ini
yang banyak mengandung amanat dan nilai untuk kita jadikan teladan dari seorang
pejuang yang sebatang kara. Walaupun hidupnya seb atang kara tapi dia tidak
menyerah dalam hidupnya.
Buku ini sangat layak dibaca bagi pecinta cerita perang dan
yang punya rasa pengetahuan besar mengenai apa saja yang terjadi pada perang di
Timur Tengah. Selain itu, dengan membaca buku ini kita bisa lebih menghargai
perjuangan mujahid dan mujahidah.
0 komentar:
Posting Komentar