Get me outta here!

Selasa, 05 Desember 2017

Resensi Novel Serambi Mujahid Mesopotamia


Jihad bersama Mawar

Judul buku: Serambi Mujahid Mesopotamia (pergulatan jiwa dan cinta seorang pejuang)
Pengarang: Yoki R. Sukarjaputra
Penerbit: Mizania
Tahun terbit: 2010
Jumlah hal: 248

Perang adalah hal yang tidak diinginkan setiap orang. Akan tetapi, terkadang kita juga harus mempertahankan hak kita terutama agama, karena sesungguhnya semua akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah nanti. Seperti yang banyak kita ketahui negara di Timur Tengah tengah gencar-gencarnya gencatan senjata dengan tentara asing khusunya Amerika Serikat yang telah lama memusuhi Islam.

Hal itu dapat dengan mudah kita lihat gambarannya pada novel karya Yoki R. Sukarjaputra yang berjudul Serambi Mujahid Mesopotamia. Yoki Rakaryan Sukarjaputra, lahir di Bandung Februari 1967 ini sudah gemar menulis sejak duduk dibangku menengah pertama, yang kemudian mengarahkannya untuk menekuni ilmu jurnalisme di Universitas Padjajaran Bandung dan tercapai pada tahun 1989. Sampai saat ini, penulis masih setia sebagai jurnalis dalam surat kabar terkemuka dan karya-karya tulisnnya banyak dimuat dibeberapa buku. Profesi sebagai jurnalis membawa penulis mendapat kesempatan mengunjungi 20 negara di lima benua.

Seorang mujahid bernama Reihan menaruhkan hidup dan matinya sebagai pejuang di tanah Irak demi melupakan masa lalunya yang suram akibat kehilangan seluruh anggota keluarganya karena tsunami Aceh 2004. Saat itu Reihan sedang berkuliah di Yaman dan disitu pula Reihan bertemu dengan Yusuf. Yusuf sekarang terlihat kaya raya karena hasil jerih payah berjihad di Irak dan Yusuf pula yang telah memperkenalkan Reihan dengan Zaiman ketua kelompok pejuang. Reihan pun tertari dengan tawaran Yusuf dengan alasan jika dia ingin melupakan masa lalunya. Saat berjihad pun Reihan dan Zaiman berpindah dari satu tempat ke tempat lain untu bersembunyi dari tentara AS atau biasa dipanggil oleh para pejuang yaitu Belang. Suatu ketika disaat Reihan, Ilham, Mehzan, Mahmud, dan Tozadeq sedang bersembunyi di bawah tanah tiba-tiba tank si belang melewati atas dan mereka tertimpa malang nasib Mahmud yang tewas seketika, Reihan bqru sadar betapa mudah tewas ditempat seperti ini. Suatu hari ketika Reihan dan kawan-kawan sedang di Aqabah mereka bertemu wanita cantik bernama Salwa dengan perwakan yang tidak begitu tinggi dan lincah. Reihan menaruh hati pada gadis itu, malang Reihan bertemu gadis itu di medan perang hanya 3 hari sampai masa kontrak Reihan habis pun ia belum ketemu Salwa. Setelah 3 tahun akhirnya Reihan dipertemukan kembali oleh Salwa di Mekkah.

Dalam novel tersebut memuat tema yang menarik yaitu perjuangan. Seorang pria yang memperjuangkan sebuah negara dan seorang wanita. Terbukti pada contoh halaman 183 dan 184. Alurnya pun maju mundur tapi tidak menyulitkan kita dalam berpikir. Terbukti pada contoh halaman 13,19,20. Penempatan latar juga dibuat menarik dan tidak menyulitkan seperti beberapa tempat yang  berada Padang Pasir Irak contoh halaman 13,14, kemudian Tanah Suci Mekkah "kupustuskan saja untuk mendoakan mereka contoh halaman 36. Kecamatan Al Rutbah.
Sementara itu waktunya juga berbeda-beda contoh pada pukul 04.10. Suasana dalam novel pun berbeda beda ada yang menegangkan contoh pada halaman 147, menyenangkan contoh pada halaman 100, 102, menyedihkan 244, 181, mengharukan 242. Semua diuraikan dengan jelas tanpa harus pembaca banyak berpikir.

Pada novel ini juga sangat jelas menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama terbukti pada halaman 13 dan masih banyak lainnya. Gaya bahasa pun sangat mudah dimengerti dan dipahami. Pesan dan amanat sangat banyak tersirat pada novel ini seperti pada contoh halaman 126, 127 yang mengajarkan bahwa kita harus mensyukuri hidup kita didunia dan jangan disia siakan karena sesungguhnya masih banyak yamg lebih kesusahan daripada kita.

Nilai agama sangat kental dalam novel ini dan sangat cocok dibaca oleh kita yang religius. Terbukti pada contoh halaman 137, 138, 139. Yang menggambarkan bahwa si tokoh utama menyuruh  wartawan membaca al-Qur'an. Selain itu juga ada nilai moral yang terkandung 185 yang menjelaskan tentang orang-orang AS membantu para korban tsunami Aceh. Nilai sosial pun juga ada dalam novel ini pada contoh halaman 224-229 yang menjelaskan tentara AS membuat rumah bagi pengungsi korban tsunami Aceh.

Namun dibalik banyaknya keunggulan yang tersedia sangat disayangkan tidak didukung oleh cover buku yang menarik atau dibilang cover buku tidak menarik dan kertasnya pun kurang menarik karena memakai kertas buram.

Begitulah pesan dari novel Serambi Mujahid Mesopotamia ini yang banyak mengandung amanat dan nilai untuk kita jadikan teladan dari seorang pejuang yang sebatang kara. Walaupun hidupnya seb atang kara tapi dia tidak menyerah dalam hidupnya.

Buku ini sangat layak dibaca bagi pecinta cerita perang dan yang punya rasa pengetahuan besar mengenai apa saja yang terjadi pada perang di Timur Tengah. Selain itu, dengan membaca buku ini kita bisa lebih menghargai perjuangan mujahid dan mujahidah.

0 komentar:

Posting Komentar