Get me outta here!

Kamis, 30 November 2017

PUISI


gambar

Debu Tak Bersua Bungah



Layaknya debu bersapu angin.


Tak ada jawab, tak ada jumpa, anggap pun telah mati. 


Lantas apa tujuan debu itu masih tinggal?

Debu, Malangnya nasib dikau. 

gambar

Murka sana sini, kuatnya dikau tak berontak pun tidak. 
Protes apalagi. 

Apa tujuan mu untuk tetap tinggal?

Tak ada seorangpun ber suka dengan kau. 


Masih lah kau dianggap pesuruh, iya akan terus bernasib seperti itu hingga waktunya tiba pulang.

Debu camkan tak ada satu hal pun yang akan menghormati kau. Lagi, apa tujuanmu untuk tetap tinggal?

Pikirlah. Bahkan, Tuan dan Nyonya tak gubris sikit pun kehadiran dikau. 


Debu, kau hina terus dan terus akan hina di mata mereka. Haruskah...

Haruskah aku menamparmu wahai debu, tak melulu harga dirimu diinjak bukan? 

Ku pikir dikau cukup dewasa. 

Debu sadarlah! Hargamu akan mati!

Haha. Debu, kau lebih dari kupikir. 


Tolonglah! Sandiwara ini telah cukup, tak perlu dipanjang lebarkan. 


Lebih, Dikau tak perlu pelipur lara.

Debu, apakah dikau tak butuh pelipur lara? Aku tak paksa. 


Sebab sabar mu lebih dari paripurna harga mati mereka.


Renjana Angin

29 Agustus 2017








Angin Angan



Aku suka angin
Angin tunduk pada sang Tuan
Tuan pemilik hati

Aku suka angin
Angin membawaku kepadanya
Kepada kebahagiaan

Aku suka angin
Angin itu setia
Setia untuk alam

Aku suka angin
Angin ialah anugrah
Anugrah hari cerahku

Aku suka angin
Angin ramah sapaan
Sapaan yang menyejukkan

Aku suka angin
Angin terlihat rupa
Rupa yang menawan

Aku suka angin
Angin rasa jenaka
Jenaka yang ku rindu

Aku suka angin
Angin bertutur puitis
Puitis hampa bagiku

Aku suka angin
Angin jiwa pelindung
Pelindung mawar lain

Aku suka angin
Angin yang ku terima
Terima bukan untukku

Aku suka angin
Angin membawa dusta
Dusta yang ku terima

Aku suka angin
Angin selalu ku tunggu
Tunggu yang tak datang

Aku suka angin
Angin tak suka aku

Renjana Angin

28 Januari 2018

0 komentar:

Posting Komentar